~~~ Selamat untuk PRODI AGRIBISNIS PERIKANAN (Prodi AGP) Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo telah ter Akreditasi B oleh BAN PT, semoga di masa depan menjadi lebih BAIK ~~~ ... Aamiin ya robbal aalamiin... ~~~ <<< sukses untuk Prodi AGP >>>
Showing posts with label berita perikanan. Show all posts
Showing posts with label berita perikanan. Show all posts

Thursday, May 1, 2014

Pelaku Pembom Ikan di Perairan Tual di Tangkap

Para pelaku pembom ikan yang meresahkan masyarakat dan pelaku budidaya mutiara ditangkap. Mereka terdiri dari tiga orang ditangkap sedang melakukan penangkapan ikan  menggunakan bom ikan di perairan Dusun Tam Ngurnila Pulau Tayando Tam Kota Tual pada tanggal 29 April 2014 jam 07.30 WIT.

Mereka ditangkap ramai-ramai oleh masyarakat dibantu oleh aparat keamanan.  Saat sekarang mereka dan speed boat 1 unit diamankan oleh masyarakat dan aparat keamanan di perusahaan Davin Mutiara Tayando di Pulau Heniar oleh masyarakat dengan aparat keamanan Polsek dan Koramil.
Menurut Ibu Sri Kasubdit Pengawasan SDKP Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tual yang melaporkan kejadian ini kepada Kepala Stasiun Pengawasan SDKP Tual via HP mengatakan tentang kronologis kejadian pemboman ikan di perairan Dusun Tam Ngurnila Pulau Tayando Tam Kota Tual dan penanganan kasusunya. Kepala Stasiun Pengawasan SDKP Tual siap untuk menangani pemberkasan kasus ini sampai tuntas, diinfokan kepada pengawas perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tual untuk membuat laporan kejadian, mengumpulkan barang bukti dan saksi-saksi.

Monday, April 28, 2014

Populasi Pari Manta Terus Turun karena Pasar Senin


JAKARTA, KOMPAS - Populasi ikan pari manta di perairan Indonesia diprediksi menurun separuhnya dalam lima tahun terakhir. Meski pemerintah telah memberi status perlindungan penuh, penegakan hukumnya belum diutamakan. Tindak lanjut perlindungan masih mengandalkan sosialisasi agar nelayan tak lagi menangkap ikan yang mampu tumbuh hingga selebar 7 meter itu.

”Kami tak boleh hanya melarang dan memberi sanksi hukum bagi nelayan yang menangkap pari manta. Tak boleh meminggirkan nelayan. Harus dicarikan solusi mata pencarian lain, seperti atraksi bahari,” tutur Sudirman Saad, Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kamis (24/4/2014) malam, di sela diskusi ”Perlindungan Pari Manta”, di @america, Jakarta.


Di Indonesia, pari manta oseanik (Manta birostris) dan pari manta karang(Manta alfredi) dilindungi penuh melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 4 Tahun 2014. Perlindungan di tingkat lokal terlebih dulu dilakukan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Raja Ampat No 9/2012 dan Instruksi Bupati Manggarai Barat No 1309/2014.

Wednesday, October 24, 2012

Potensi perikanan Indonesia hilang 40 persen


ilustrasi Penyelam melihat salah satu biota laut di laut Kepulauan Seribu, Jakarta. (ANTARA/Rosa Panggabean)
 Kurang lebih 40 hingga 50 tahun ke depan, 40 persen ikan-ikan di Indonesia akan hilang karena menuju perairan di wilayah sebelah utara,"
Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Potensi perikanan Indonesia diperkirakan hilang 40 persen pada setengah abad ke depan yang disebabkan ikan-ikan di perairan Indonesia akan berpindah ke wilayah utara sebagai dampak peningkatan suhu air laut dan perubahan iklim.

"Kurang lebih 40 hingga 50 tahun ke depan, 40 persen ikan-ikan di Indonesia akan hilang karena menuju perairan di wilayah sebelah utara," kata Manajer Regional Project Arafura and Timor Seas Ecosystem Action, Tonny Wagey di Jakarta, Rabu.

Prediksi tersebut muncul berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap suhu rata-rata air laut, aspek kandungan kimia dan ketersediaan makanan bagi biota laut, kata Tonny.

Oleh karena itu, diperlukan sejumlah antisipasi dini untuk menghindari ancaman ketahanan pangan dari sektor perikanan.

Salah satunya dengan mengembangkan teknologi budidaya perairan, seperti penangkaran ikan untuk mencukupi permintaan pasar akan salah satu sumber protein hewani dari laut itu, kata Tonny.

"Selain itu, diperlukan pula program diversifikasi protein untuk menekan jumlah konsumsi ikan yang berlebihan," kata Tonny.

Ancaman perubahan iklim terhadap ketahanan pangan, khususnya dari sektor perikanan sangat nyata, demikian ungkap Direktur Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Air Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Edvin Aldrian.

Dalam diskusi yang digelar oleh pusat kebudayaan Amerika Serikat AtAmerika di Jakarta itu, Edvin mengatakan peningkatan suhu Bumi berpengaruh juga terhadap peningkatan suhu air laut.

"Jadi, air laut itu seperti kue lapis. Bagian atas bersuhu hangat, semakin ke dalam semakin dingin," kata Edvin.

Jika suhu air laut menghangat, maka ikan-ikan tertentu yang cocok terhadap suhu yang lebih dingin, maka akan tinggal lebih dalam lagi karena mempunyai suhu yang lebih dingin. Hal tersebut akan menyulitkan para nelayan karena mereka harus mencari ikan ke laut yang lebih dalam lagi.

Dalam kesempatan yang sama, pakar kelautan dari National Oceanic and Atmospheric Administration Amerika Serikat, Michael McPhaden mengatakan laut berfungsi sebagai penyerap suhu bumi.

"Panas berlebih yang terkumpul di planet ini menuju ke laut. Laut menyerap 90 persen dari panas berlebih tersebut sehingga suhu air laut meningkat dan permukaan air laut bisa bertambah tinggi," kata McPhaden

Suhu air laut yang meningkat juga menyebabkan pemutihan terumbu karang, yang bisa mematikan karang tersebut. 

Sebagai dampaknya, terumbu karang tidak bisa ditinggali oleh sekaligus digunakan sebagai tempat berkembang biak biota laut.

Gejala pemanasan global dan perubahan iklim yang disebabakan oleh akumulasi gas karbon dioksida di atmosfer tersebut nyata serta memiliki dampak fisik dan non-fisik bagi masyarakat di seluruh dunia. "Tinggal bagaimana kami meresponnya," kata Edvin sependapat dengan McPhaden.
(A059/A013)

AWAL KEBANGKITAN AGRIBISNIS di POLITEKNIK KELAUTAN dan PERIKANAN SIDOARJO

Januari 2015 merupakan bulan dan tahun KERAMAT bagi taruna-taruni AGRIBISNIS Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo. Oh yah, benarkah ...