Indonesia merupakan negara maritim dengan dua
per tiga bagiannya adalah lautan. Dengan kondisi geografis demikian produksi
ikan di Indonesia sangat berlimpah. Namun sayangnya hal ini tidak diimbangi
dengan tingkat konsumsi produk hasil perikanan dan kelautan. Rendahnya konsumsi
ikan Indonesia disebabkan kondisi ekonomi masyarakat dan masih sulitnya
masyarakat pelosok mendapatkan ikan dikarenakan alur distribusi yang lambat dan
ikan segar tak lagi murah sampai ke tangan konsumen.
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan(P2HP) mengatakan bahwa indeks konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia hanya 91,7 gram/kapita/hari dan pola pangan harapan (pph) minimal 150 gram/kapita/hari. Kurangnya konsumsi tersebut berdampak pada fisik dan kecerdasan masyarakat Indonesia. Saut juga mengatakan bahwa ikan sebagai bahan pangan yang mudah diproduksi, bergizi tinggi, serta tersedia sepanjang tahun menyebar di seluruh Indonesia mampu mengatasi masalah kasus bayi gizi ganda dan stunting atau bayi lahir pendek. Guna mendukung pencapaian konsumsi tersebut, maka dicanangkanlah Hari Ikan Nasionalpada tahun lalu.
Tanggal 21 Nopember sebagai Hari Ikan Nasional (HARKANAS) telah ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 3 Tahun 2014 Tentang Hari Ikan Nasional yang ditandatangani pada 24 Januari 2013. Melalui Hari Ikan Nasional diharapkan mampu menggugah kesadaran nasional tentang peran penting sektor kelautan dan perikanan dalam pembangunan Indonesia. 21 Nopember sendiri juga bertepatan dengan peringatan World Fisheries Day atau Hari Perikanan Dunia.
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan(P2HP) mengatakan bahwa indeks konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia hanya 91,7 gram/kapita/hari dan pola pangan harapan (pph) minimal 150 gram/kapita/hari. Kurangnya konsumsi tersebut berdampak pada fisik dan kecerdasan masyarakat Indonesia. Saut juga mengatakan bahwa ikan sebagai bahan pangan yang mudah diproduksi, bergizi tinggi, serta tersedia sepanjang tahun menyebar di seluruh Indonesia mampu mengatasi masalah kasus bayi gizi ganda dan stunting atau bayi lahir pendek. Guna mendukung pencapaian konsumsi tersebut, maka dicanangkanlah Hari Ikan Nasionalpada tahun lalu.
Tanggal 21 Nopember sebagai Hari Ikan Nasional (HARKANAS) telah ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 3 Tahun 2014 Tentang Hari Ikan Nasional yang ditandatangani pada 24 Januari 2013. Melalui Hari Ikan Nasional diharapkan mampu menggugah kesadaran nasional tentang peran penting sektor kelautan dan perikanan dalam pembangunan Indonesia. 21 Nopember sendiri juga bertepatan dengan peringatan World Fisheries Day atau Hari Perikanan Dunia.
Tanggal 21
November 2016
menjadi peringatan perdana Hari Ikan
Nasional dengan tema “Ikan untuk Ketahanan Pangan dan Gizi Nasional”.
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Dirjen Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perikanan (P2HP) turut menyosialisasikan peringatan Hari Ikan Nasional
perdana ini di Gedung Mina Bahari III Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Terkait peringatan Hari Ikan Nasional tersebut, maka perlu kiranya kita mengetahui apa manfaat ikan bagi kesehatan kita. Ikan sebagai sumber protein hewani jauh lebih aman dibandingkan dengan daging hewan : entah itu daging sapi, kambing bahkan ayam?
Jika mengkonsumsi terlalu banyak daging, kita akan bermasalah dengan kolesterol yang dapat berakibat pada muculnya berbagai penyakit seperto jantung, obesitas, dan sebagainya.
Sebaliknya mengonsumsi ikan tidak memiliki efek samping apa pun. Tidak ada orang yang terkena penyakit karena terlalu banyak makan ikan dalam jangka waktu panjang.
Bagi ibu-ibu yang tengah hamil, ikan bahkan sangat dianjurkan untuk dikonsumsi. Sebab selain sumber protein, daging ikan juga mengandung omega-3 yang sangat bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan otak bayi, serta menguatkan tulang dan kuku, mengurangi risiko potensi penyakit paru-paru, diabetes, mental dan mengurangi risiko kelahiran prematur.
Selain omega-3, ikan juga mengandung bahan antioksidan seperti selenium dan co-enzim yang berfungsi menghambat kerusakan sel-sel tubuh. Oleh karena itu, jika ingin awet muda, makanlah ikan sebanyak-banyaknya. Sebuah penelitian di Universitas Melbourne, Australia, mengungkapkan bahwa mengonsumsi ikan dapat menurunkan risiko penyakit AMD (age-related mascular diseace), yaitu penyakit berkurangnya penglihatan karena usia semakin tua. Untuk dapat mengonsumsi ikan, tidak perlu dengan ikan-ikan yang mahal. Kandungan zat-zat penting seperti omega-3 dalam konsentrasi tinggi justru terdapat pada ikan-ikan yang murah seperti kembung, tenggiri, lemuru, pantin, sardine dan sebagainya. Ikan-ikan itu memiliki kandungan omega-3 setara dengan ikan-ikan impor seperti salmon, cod, trout dan sebagainya.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 70 persen wilayahnya beupa perairan. Dengan wilayah perairan yang begitu luas, Indonesia sangat kaya dengan sumber daya ikan, dan semestinya rakyat Indonesia adalah pengonsumsiikan nomor satu di dunia. Tetapi sayangnya tingkat konsumsi ikan di Indonesia masih terbilang rendah, hanya 30 kilogram per kapita per tahun, kalah dengan Singapura, Thailand dan negara-negara ASEAN lainnya.
Terkait peringatan Hari Ikan Nasional tersebut, maka perlu kiranya kita mengetahui apa manfaat ikan bagi kesehatan kita. Ikan sebagai sumber protein hewani jauh lebih aman dibandingkan dengan daging hewan : entah itu daging sapi, kambing bahkan ayam?
Jika mengkonsumsi terlalu banyak daging, kita akan bermasalah dengan kolesterol yang dapat berakibat pada muculnya berbagai penyakit seperto jantung, obesitas, dan sebagainya.
Sebaliknya mengonsumsi ikan tidak memiliki efek samping apa pun. Tidak ada orang yang terkena penyakit karena terlalu banyak makan ikan dalam jangka waktu panjang.
Bagi ibu-ibu yang tengah hamil, ikan bahkan sangat dianjurkan untuk dikonsumsi. Sebab selain sumber protein, daging ikan juga mengandung omega-3 yang sangat bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan otak bayi, serta menguatkan tulang dan kuku, mengurangi risiko potensi penyakit paru-paru, diabetes, mental dan mengurangi risiko kelahiran prematur.
Selain omega-3, ikan juga mengandung bahan antioksidan seperti selenium dan co-enzim yang berfungsi menghambat kerusakan sel-sel tubuh. Oleh karena itu, jika ingin awet muda, makanlah ikan sebanyak-banyaknya. Sebuah penelitian di Universitas Melbourne, Australia, mengungkapkan bahwa mengonsumsi ikan dapat menurunkan risiko penyakit AMD (age-related mascular diseace), yaitu penyakit berkurangnya penglihatan karena usia semakin tua. Untuk dapat mengonsumsi ikan, tidak perlu dengan ikan-ikan yang mahal. Kandungan zat-zat penting seperti omega-3 dalam konsentrasi tinggi justru terdapat pada ikan-ikan yang murah seperti kembung, tenggiri, lemuru, pantin, sardine dan sebagainya. Ikan-ikan itu memiliki kandungan omega-3 setara dengan ikan-ikan impor seperti salmon, cod, trout dan sebagainya.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 70 persen wilayahnya beupa perairan. Dengan wilayah perairan yang begitu luas, Indonesia sangat kaya dengan sumber daya ikan, dan semestinya rakyat Indonesia adalah pengonsumsiikan nomor satu di dunia. Tetapi sayangnya tingkat konsumsi ikan di Indonesia masih terbilang rendah, hanya 30 kilogram per kapita per tahun, kalah dengan Singapura, Thailand dan negara-negara ASEAN lainnya.
No comments:
Post a Comment