~~~ Selamat untuk PRODI AGRIBISNIS PERIKANAN (Prodi AGP) Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo telah ter Akreditasi B oleh BAN PT, semoga di masa depan menjadi lebih BAIK ~~~ ... Aamiin ya robbal aalamiin... ~~~ <<< sukses untuk Prodi AGP >>>

Friday, January 20, 2012

ULAT BULU vs TOMCAT


Ulat bulu 
Perubahan  cuaca  yang  berlangsung  cepat  ternyata mendorong populasi sejumlah serangga tertentu tumbuh lebih pesat,  seperti kasus serangan Tomcat dan Ulat Bulu. Fenomena itu harus mendapat perhatian serius, karena kondisi tersebut bakal terus berlangsung dalam jangka panjang. 

Dua tahun belakangan, Indonesia dibuat sibuk oleh serangga.  Jika tahun 2011 Indonesia dibuat heboh oleh ulat bulu, maka kini kehebohan didatangkan oleh serangga Paederus fuscipes alias tomcat.

Inilah Penyebab Tomcat Serang Warga di SurabayaStaf ahli bidang lingkungan   Kementerian Lingkungan  Hidup  Prof  Dr  Liana  Bratasida menegaskan,   serangan   wabah   Ulat  Bulu dan Tomcat yang  terjadi di beberapa kota di Indonesia itu  merupakan bukti langsung telah terjadinya perubahan iklim yang luar biasa.

Beberapa jenis serangga mendapatkan kesuburan populasi  
yang pesat.  ”Tidak bisa ditolak lagi, serangan serangga seperti itu ada keterkaitan dengan perubahan cuaca.  Apa pula kata Suputa...???

Suputa pakar serangga dari UGM juga menuturkan, serangan ulat bulu dan tomcat menjadi momen untuk mengenalkan serangga dan perannya kepada masyarakat, termasuk anak-anak.
Masyarakat diajak memahami bahwa mereka pun harus hidup berdampingan dengan serangga. Jika manusia mengganggu, maka serangan tomcat adalah hal yang wajar, sama halnya dengan serangan gajah, harimau, dan monyet ekor panjang. 


Menurut Liana, kejadian tersebut tak bakal berhentidalam waktu cepat. Kondisi perubahan cuaca yang sangat ekstrem itu terjadi merata pada wilayah Indonesia. Itu berarti kasus tersebut bisa terjadi di banyak daerah lain. Tak itu saja, Liana pun memastikan serangan serangga lain tak menutup peluang terjadi, oleh karena itu perlu kewaspadaan bersama  mengatasi persoalan tersebut. Bukan hanya pada akibat serangan serangga saja, tapi juga  menekan  keruasakan alam. 

”Kita memang selalu terlambat menjawab persoalan.  Tapi biarlah, yang penting sekarang segera perbaiki alam yang rusak. Agar tidak ada serangan serangga lain,” tuturnya.


Liana mempertegas perubahan cuaca yang sangat drastis ini tak hanya mengganggu keseimbangan alam saja. Banyak fenomena alam lainnya yang bisa ikut terpengaruh, antara lain perubahan permukaan air laut dan kondisi tekanan udara.

Direktur Lingkungan Hidup Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Wahyuningsih Drajati menambahkan, efek rumah kaca yang terjadi di Indonesia memang perlu diwaspadai. Peningkatan efek rumah kaca itu dapat membuat naiknya permukaan air laut. Dampaknya banyak kepulauan di Indoensia akan hilang dan tenggelam. Itu berarti luas wilayah Indonesia pun semakin menyempit. Karena terjadinya pergeseran batas alam yang ada.

”Sudah  ada  hitungan  dari  sejumlah  pakar  lingkungan  tentang kondisi  itu.  Jakarta pun bisa tenggelam jika tak dilakukan pembenahan secepatnya,” ungkapnya. 

Untuk itulah pemerintah telah membuat rencana aksi nasional yang menekan kerusakan alam. Tindakan tersebut dilakukan secara periodik dan berkelanjutan. Ini agar manfaatnya dapat terasa secepatnya.
 

Sumber : JPNN.com dan http://sains.kompas.com  



AWAL KEBANGKITAN AGRIBISNIS di POLITEKNIK KELAUTAN dan PERIKANAN SIDOARJO

Januari 2015 merupakan bulan dan tahun KERAMAT bagi taruna-taruni AGRIBISNIS Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo. Oh yah, benarkah ...