Kegiatan apakah yang digelar Politeknik KP Sidoarjo dalam HUT KKP ke-22 …???
Politeknik KP Sidoarjo sebagai bagian dari KKP tentu saja tidak mau ketinggalan untuk memperingati HUT ke-22, peringatan HUT KKP dilaksanakan di Pusat Mangore Pasuruan yakni merupakan salah lokasi Praktek Taruna Politeknik KP Sidoarjo selain di Paciran Lamongan dan Magetan.
Pada peringatan HUT KKP ke-22 itu pula Direktur Poltek KP Sidoarjo menyampaikan; sudah 1 minggu sebelum pelaksanaan hari H ulang tahun KKP ini, kami melaksanakan kegiatan-kegiatan kaitan dengan bersih sungai dan penanaman mangrove yang kami targetkan 3.000 pohon secara bertahap sudah kita lakukan dan memang kita akan teruskan untuk menanam mangrove dan difokuskan di instalasi yang ada di Pasuruan.
Dikatakan pula bahwa rangkaian kegiatan ini dilakukan bersama-sama oleh pegawai Poltek KP Sidoarjo, masyarakat, kelompok masyarakat, pondok pesantren dan bapak ibu semua secara bertahap kita rencanakan lakukan penanaman 1.000 pohon mangrove, yang sebelumnya sudah kita persiapkan dan kita tanan 2.000 pohon. Semoga kegiatan ini terus berlanjut dan mungkin perbaikan lingkungan yang kita lakukan bersama-sama ini dapat terus kita pertahankan sehingga dapat memberikan kebaikan dan kesejahteraan bagi kita semua.
Asisten 3 Pemerintah Kabpaten Pasuruan menyatakan : pada HUT KKP ke-22 ini semoga KKP ke depan semakin peduli kepada masyarakat perikanan baik nelayan, pembudidaya maupun poklasar sesuai dengan temanya Ekonomi Biru Laut Sehat Indonesia Sejahtera. Tagline atau tema KKP ini serasa nyambung dengan visi Kabupaten Pasuruan yaitu Pasuruan yang sejahtera, maslahat dan berdaya saing. Sebagaimana disampaikan pak Bambang, kita akan sehat jika tidak membuang sampah sembarangan sehingga pada tahun 2020-2021 kemarin kita dapat sumbangan dari Nestle berupa tempat pembuangan sampah terpadu di Desa Lekok di kawasan pesisir dan dikelola oleh Bumdes. Sampah dikelola menghasilkan uang, sampah dibuat menjadi briket. Oleh karena itu nelayan harus memperhatikan kondisi lautnya.
Ditambahkan pula oleh beliau: Pak bupati
Pasuruan punya jargon SDSB (Satu
Desa Satu Bank Sampah) kemudian ada pula muncul komunitas yang memanfaatkan
sampah organik yaitu Republik Maggot Pasuruan (sampah sebagai bahan maggot)
juga jargon bupati Aduskali
(pengelolaan sungai dari hulu sampai hilir secara holostik untuk mencegah
banjir). Implementasi itu di Dinas Perikanan ada program Maspingkal udaya (masyarakat pinggir kali berdaya yaitu adanya
restocking) – sungai sebagai sumber kehidupan, banyak orang mancing. Di pondok
pesanten ada pelasar (pelatihan santri) rintisan budidaya vannamei, santri
belajar bisnis yang barokah melalui budidaya vannamei juga belajar pengolahan. Mungkin
kita harus bersinergi dengan Dinas Pariwisata, mari kita bangun wisata desa
menjadi nilai tambah, mungkin warung tengah mangrove (sr.2021)
No comments:
Post a Comment