Benarkah….
kolaborasi disamaartikan dengan kerjasama…???
Kolaborasi
merupakan sebuah keniscayaan. Tidak ada
sebuah kehidupan tanpa adanya kolaborasi. Mobil tidak akan memiliki fungsi
tanpa ada kolaborasi dan terhubung pada masing-masing komponennya. Begitu juga
manusia, tidak akan eksis sebagai manusia jika organ tubuh tidak saling
terhubung dalam mekanisme kolaborasi. Bahkan, ada organ yang sangat vital,
yaitu otak dan hati sanubari, sebagai pembeda dengan makhluk hidup lain. Bukankah
manusia dikenal sebagai makhluk sosial, yang keberadaannya ditentukan oleh
keberadaan orang lain.
Kolaborasi dilukiskan sebagai situasi menang-menang
dimana ”two partners in the different bed with the same dreams.”
Dengan demikian, kolaborasi merupakan peristilahan kerjasama yang merujuk
kepada sesuatu yang positif.
Untuk memperkuat pernyataan ini, Munt (2003) mengemukakan pengertian kolaborasi sebagai kerja bersama (working
together) untuk mencapai tujuan sebagaimana yang diinginkan individu,
kelompok, lembaga, atau organisasi untuk menghasilkan suatu keluaran yang
bermakna dan berkelanjutan. Dalam kolaborasi terjadi suatu relasi antar
organisasi dan dengan relasi tersebut akan tercipta kerjasama.
Ada apakah dengan kolaborasi…???
Pernyataan di atas akhirnya mendasari terjadinya suatu
kerjasama antara Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo (Poltek
KP Sidoarjo) dengan Universitas Ciputra Makasar dan Pemerintah Kota Makassar untuk melakukan
kolaborasi dalam bentuk Pelatihan Ikan Bandeng Tanpa Duri (BATARI) bagi
masyarakat Makassar. Pelatihan
tersebut telah dilaksanakan tanggal 29 dan 30 Agustus 2021 bagi Masyarakat
Lorong Kecamatan Mariso Kota Makassar khususnya ibu-ibu nelayan sebanyak 30 orang.
Pelatihan Ikan Bandeng Tanpa Duri…., memang Bandengnya diapakan ya …??
Ikan bandeng adalah ikan pangan populer di Asia
Tenggara. Ikan ini merupakan satu-satunya spesies yang masih ada dalam suku
Chanidae. Dalam bahasa Bugis dan
Makassar dikenal sebagai ikan bolu,
dan dalam bahasa Inggris milkfish.
Ikan bandeng menjadi salah satu jenis ikan yang paling sering dimasak. Selain gizinya
tinggi, daging ikan bandeng terkenal lembut dan gurih jika dimasak
dengan benar. Gak heran kalau banyak orang yang menggilai ikan satu ini. Setidaknya terdapat 70 duri besar dan halus di dalam ikan bandeng.
Dari banyaknya tulang atau duri dalam tubuh ikan
bandeng, maka tercetuslah cara tradisional untuk mencabut duri bandeng yaitu menggunakan pinset. Oleh karena itu pelatihan Ikan Bandeng Tanpa Duri mulai menjadi
pilihan bagi masyarakat Lorong Kecamatan Mariso Makassar berkeinginan
menekuninya.
Apa saja yang didapat dari kolaborasi ini …??
Syukur kepada ALLAH SWT
pelatihan Ikan Bandeng Tanpa Duri telah dibuka oleh Pejabat Kepala Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Makassar didampingi oleh pelatih dari Politeknik KP Sidoarjo
dan para pejabat Universitas Ciputra. Hasil pelatihan berupa pengetahuan
tentang Sanitasi dan Higiene, Good
Manufactoring Practise (GMP) serta praktek cara mengambil duri ikan bandeng
membuat dan mengolah Ikan Bandeng Tanpa Duri (BATARI). Tentu saja dari hasil
praktek membuat dan mengolah BATARI diharapkan dapat memberikan dan mendulang
Hoki bagi peserta yang mengikuti pelatihan.
Selamat berkolaborasi, semoga dapat memberikan manfaat hasil kolaborasi ini... Aamiin ...
Oleh : R. Sugeng Rahardjo
dan Soni Harsanto
Richard, Munt, 2003., Building Collaboration, Stronger Families Learning Exchange Bulletin No. 3 Winter 2003, pp 6-8, http://www.aifs.gov.au/sf/pubs/ bull3/ rm.html tanggal 6 Oktober 2021
No comments:
Post a Comment