~~~ Selamat untuk PRODI AGRIBISNIS PERIKANAN (Prodi AGP) Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo telah ter Akreditasi B oleh BAN PT, semoga di masa depan menjadi lebih BAIK ~~~ ... Aamiin ya robbal aalamiin... ~~~ <<< sukses untuk Prodi AGP >>>

Thursday, November 29, 2012

TAHUN 2013 BLUE ECONOMY MULAI DITERAPKAN


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan, pada 2013 akan menerapkan paradigma blue economy di beberapa titik wilayah di Indonesia Timur dan Barat sebagai langkah strategis di dalam percepatan industrialisasi kelautan dan perikanan.

“Kita telah mengadakan kerjasama (MoU) dengan Direktur Blue Economy Holding KK Gunter Pauli.  Pada 2013, pilot project  blue economy segera diimplementasikan dari beberapa titik di wilayah Indonesia Bagian Barat hingga Wilayah Timur Indonesia,” jelas Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C.Sutardjo di Bogor, Jawa Barat Rabu(28/11).


Kerja sama tersebut menyepakati  lima  poin penting di dalam pengembangan blue economy di Indonesia.  Pertama, pemerintah akan mengindentifikasi peluang-peluang investasi di sektor kelautan dan perikanan yang dapat dikembangankan berbasis blue economy. Kedua, pengembangan usaha dan investasi berbasis model blue economy.

Ketiga, pengembangan sumber daya manusia di bidang kelautan dan perikanan. Keempat, pengembangan dokumentasi dan materi Blue Economy untuk publik.  Terakhir upaya untuk mempromosikan penyelenggaraan dan partisipasi bersama di dalam pertemuan internasional.

Sharif menjelaskan, kawasan yang berpotensi di barat dan timur tersebut kita telah pindai (scanning) kemudian kita potret. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan kesempatan dan gambaran kepada Gunter untuk  melakukan riset dan studi terkait blue economy.

Blue economy telah diusulkan sebagai Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) sektor kelautan dan perikanan 2013-2025. “Sehingga kita perlu melakukan koordinasi dan memperkaya lagi mengenai inovasi dan kreativitas untuk diimplementasikan di lapangan,” sambungnya.

Pengembangan aktivitas ekonomi  berbasiskan pesisir dan laut  yang terintegrasi dengan Integrated  Coastal Management (ICM) membutuhkan suatu pemetaan tata ruang laut (zonasi) secara spesifik. Pemetaan kawasan tersebut bertujuan untuk memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam dan lingkungan dengan efisien dan ramah lingkungan secara berkelanjutan.

“Perencanaan tata ruang secara terpadu bertujuan untuk melindungi sumber daya renewable dan non-renewable di sekitar lokasi eksploitasi sumber daya,” jelasnya.

Selain itu, lewat paradigma blue economy KKP berkeinginan untuk mengembangkan  teknologi  ramah lingkungan bagi kapal nelayan yang meminimalisir penggunaan bahan bakar fossil.

“Kita akan siapkan sejumlah paket pengalihan (konversi) bahan bakar minyak (BBM) ke berbagai energi alternatif terbarukan lainnya untuk memudahkan nelayan dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan sekaligus juga mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM),” jelasnya.

Sehubungan dengan itu, KKP telah menyurati Kementerian ESDM untuk mendukung program konversi energi ramah lingkungan bagi kapal-kapal perikanan.
Energi alternatif tersebut berupa, solar cell, hybrid, compressed natural gas (CNG), termasuk penggunaaan angin untuk menghasilkan listrik sebagai penggerak kapal perikanan sehingga  ketergantungan akan energi fosil dapat dikikis.

Terkait  program konversi energi dari BBM ke gas untuk 2012, KKP telah menyerahkan 30 tabung gas elpiji kepada nelayan di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Lekok, Pasuruan dan 100 tabung untuk nelayan di PPI Muara Angke Jakarta. Konversi  bahan bakar  ke elpiji diproyeksikan menghemat biaya operasional yang dikeluarkan nelayan sebesar 51 persen.

Menanggapi hal tersebut, Dirjen Perikanan Tangkap Heryanto Marwoto  mengatakan, pengembangan bahan bakar ramah lingkungan bagi nelayan sejalan dengan prinsip-prinsip yang terkandung di dalam blue economy.

“Persoalannya di dalam penggunaan double-sided solar panel, yakni  masih perlu disempurnakannya protype  dengan berbagai uji coba,  nah dari situ kita bisa hitung berapa sejauh mana  efisiensi yang dapat dihasilkan dan kemudian tentunya akan kita duplikasi bagi kapal- kapal perikanan jenis motor tempel,” kata Marwoto.

Selain itu, ditambahkannya, pihak swasta turut menyatakan ketertarikannya untuk mengembangkan teknologi ramah lingkungan, dengan berinisiatif membuat protype solar panel  bagi kapal bertonase 20 GT.

Marwoto menjelaskan, prinsip blue economy pada dasarnya menekankan pada inovasi dan kreatifitas untuk mengolah limbah menjadi bahan baku sebuah produk  tanpa menyisakan limbah  (zero-waste).

“Maka dari itu, kita perlu siapkan pelabuhan perikanan yang mengadopsi blue economy  di industri-industri pengolahan untuk memanfaatkan limbah  seperti plastik, ikan dan sampah menjadi produk turunan seperti pakan ikan dan tepung ikan,”  jelasnya.

Blue economy sebagai mainstream pembangunan nasional dapat mengintegrasikan antara pembangunan ekonomi berbasis darat dan laut secara berkelanjutan. Sehingga diperlukannya  perencanaan tata ruang (zonasi) untuk menarik  para investor.

Sumber : KKP NEWS ||

No comments:

AWAL KEBANGKITAN AGRIBISNIS di POLITEKNIK KELAUTAN dan PERIKANAN SIDOARJO

Januari 2015 merupakan bulan dan tahun KERAMAT bagi taruna-taruni AGRIBISNIS Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo. Oh yah, benarkah ...