Saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mulai memperbaiki sarana dan prasarana Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman. Hal ini dilakukan sebagai salah satu tindakan dalam rangka meningkatkan pelayanan dan operasional sehingga bisa menambah ketertarikan bisnis. Pembangunan serta pengembangan Pelabuhan Perikanan ini merupakan salah satu langkah nyata KKP untuk menciptakan pusat-pusat perkembangan ekonomi yang berpijak pada komoditas kelautan serta perikanan. Demikianlah dikatakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo kala peresmian area pemasaran ikan (TPI ) serta kantor UPT di PPS Nizam Zachman, Jakarta.Sharif juga mengatakan perihal mengenai kesiapan infrastruktur serta layanan prima yang akan diterapkan di PPS Nizam Zachman. ke depan PPS Nizam Zachman akan dijadikan lokasi percontohan industrialisasi perikanan, hingga layak jadikan acuan atau ‘benchmark’ untuk pelabuhan perikanan yang lain di indonesia. “PPS Nizam Zachman jadi barometer kemajuan pembangunan dengan nasional, ” sambungnya. Selain itu juga, pengembangan percontohan industrialisasi perikanan tangkap untuk komoditas TTC akan ditempatkan di 5 pelabuhan perikanan dan untuk komoditas non-TTC akan ditempatkan di 6 lokasi pelabuhan perikanan. Kelima pelabuhan yang ditunjuk, PPS Nizam Zaman, PPN Pelabuhan Ratu, yaitu Pelabuhan Bungus Padang, PPS Bintung serta PPN Ambon.
Diluar hal itu, PPS Nizam Zachman yang berlokasi di Jakarta, adalah pelabuhan perikanan Unit Pelaksana TeKnis KKP yang dapat memberikan pelayan terhadap kapal-kapal perikanan dengan skala besar. Pembangunan serta pengembangan pelabuhan tersebut adalah bentuk real keseriusan KKP untuk melakukan pembinaan pelabuhan perikanan yang diamanatkan didalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 08 th. 2012 mengenai kepelabuhanan perikanan. Sharif memberikan penjelasan, melalui pembangunan serta pengembangan sarana ini diinginkan supaya PPS Nizam Zachman bisa menambah manfaat pelabuhan perikanan yang baik untuk pemerintahan serta pengusaha. Peningkatan tersebut mempunyai tujuan untuk menambah daya produksi serta nilai produktivitas perikanan, dan menyokong untuk perkembangan usaha perikanan rakyat serta menolong tercapainya iklim yang kondusif dalam menyikapi perkembangan dunia usaha perikanan.
Diluar itu, untuk menambah daya saing produk perikanan, Kementrian Kelautan dan Perikanan sudah mengaplikasikan sebuah strategi khusus untuk industrialisasi perikanan. Salah satu strategi tersebut dinilai bisa menanggung pengalokasian sumber-sumber produksi yang maksimal dan hasil produksi yang mempunyai mutu tinggi. Maka, sistem produksi dimulai dari tahap persiapan sampai dengan pemasaran diharapkan bisa jadi lebih efisiensi. Revitalisasi fasilitas serta prasarana penunjang pelabuhan perikanan bisa menambah efektivitas rantai suplai ikan hingga bisa menambah daya saing produk perikanan baik yang akan di pasarkan secara domestik ataupun ekspor. KKP sendiri membidik pembangunan 5 unit tempat tinggal kemasan, 20 unit pabrik es, 10 unit gudang pendingin, 3 unit miniplant pengolahan tuna, 8 unit sentra pengolahan dan 100 paket fasilitas sistem rantai dingin sebagai suatu usaha untuk meningkatkan daya saing di bidang perikanan. “Perihal ini selanjutnya bermuara terhadap peningkatan daya saing produk perikanan, pendapatan untuk para pelaku usaha kelautan serta perikanan, ” jelas Sharif. Berkenaan perihal itu, KKP membidik produksi olahan ikan pada tahun ini sebesar 4, 8 juta ton, atau naik sekitar 6,6 % bila dibanding dengan realisasi produksi olahan perikanan sendiri pada tahun lalu yang hanya bisa meraih 4,58 juta ton.
No comments:
Post a Comment