~~~ Selamat untuk PRODI AGRIBISNIS PERIKANAN (Prodi AGP) Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo telah ter Akreditasi B oleh BAN PT, semoga di masa depan menjadi lebih BAIK ~~~ ... Aamiin ya robbal aalamiin... ~~~ <<< sukses untuk Prodi AGP >>>

Thursday, October 4, 2012

KKP BERENCANA BANGUN PUSAT GROSIR IKAN

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berencana akan membangun pusat grosir ikan secara terpadu di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta.  

“Pembangunan fasilitas penunjang ini mutlak kita bangun, untuk melengkapi infrastruktur di PPS Nizam Zachman, sehingga layanan dan jasa yang diberikan menjadi lebih optimal kepada para pengguna jasa di sektor perikanan,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan  Sharif C.Sutardjo usai meresmikan Tempat Pemasaran Ikan (TPI) dan kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) di PPS Nizam Zachman,  Jakarta, Rabu (3/10).

Namun menurut Sharif, hal itu masih terganjal terkait perijinan dari Pemerintah Daerah Jakarta.  “Ada dua skema alternatif jika pemda tetap tidak memberikan ijin pembangunan, yakni reklamasi dan realokasi,” sambungnya.

“Pembangunan pusat grosir ikan bertujuan untuk menampung hasil perikanan yang didapat para nelayan kemudian memasarkan ikan tersebut dalam skala partai besar kepada pihak eksportir,” kata Sharif.

Sharif mengungkapkan alasan pembangunan pusat pasar grosir ikan tersebut. Lantaran, PPS Nizam Zachman yang terbesar di Indonesia ini telah memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai. KKP terus mengembangkan sarana dan prasarana pelabuhan perikanan ini sebagai langkah nyata untuk menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang bertumpu pada komoditas kelautan dan perikanan.

Hal senada dilontarkan Wakil Duta Besar Jepang untuk Indonesia Junji shimada. Shimada mengatakan, PPS Nizam Zachman ini merupakan pelabuhan perikanan terbesar dan terlengkap di Indonesia.  Menurutnya, setiap hari jenis ikan dan berbagai udang diolah di sini untuk kemudian diekspor ke Jepang, bahkan tuna asal Indonesia juga di ekspor. Hal ini menandai bahwa, PPS Nizam memegang peranan penting bagi Jepang.

Ia pun menyatakan komitmennya untuk memperkuat kerja sama bagi pengembangan PPS Nizam sebagai pelabuhan bertaraf internasional. Junji menyampaikan harapannya agar kerjasama Indonesia-Jepang pada sektor perikanan semakin kuat di masa mendatang.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) Heriyanto Marwoto menjelaskan, proyek pembangunan pusat grosir ikan terbesar di Indonesia tersebut akan menggandeng pihak  Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan skema pinjaman lunak (soft loan). “Pihak JICA siap membantu pemerintah dalam pembangunan pusat grosir ikan dan akses sarana jalan ke grosir ikan tersebut,” sambungnya.

Rencananya, pusat pasar grosir ikan itu akan berdiri di atas lahan mencapai 3-4 Ha. “Pasar ikan grosir ikan ini mencontoh pasar ikan di Tsukiji, Jepang,” jelasnya.

Menurut studi JICA,  pembangunan pusat grosir ikan tersebut tidak memiliki dampak negatif dan tidak bermasalah artinya pusat ikan grosir tersebut layak dibangun.

Kepala Perwakilan JICA Kohara menambahkan, PPS ini mampu menghasilkan produk perikanan secara signifikan sehingga memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian Indonesia. Maka dari itu kita akan lanjutkan pengembangan PPS ini demi pengembangan ekonomi dan ketahanan pangan di Indonesia.

Kohara mengatakan hingga saat ini Indonesia masih menjadi salah satu negara asal penyuplai ikan untuk Jepang. Selain dari Indonesia, produk laut yang beredar di Jepang juga berasal dari Thailand, Vietnam, dan Malaysia. 

Tingginya permintaan produk laut ke Jepang karena ikan merupakan komoditas pangan utama masyarakatnya. Konsumsinya setara dengan 70 persen dari total porsi makan atau 60 kilogram per orang per tahun. JICA adalah badan bantuan pemerintah jepang berdasarkan permintaan pemerintah Indonesia. Hingga kini JICA telah memberikan kontribusi secara signifikan terhadap perkembangan sektor perikanan Indonesia. Adapun kontribusi tersebut seperti  higienis mini aqua culture dan quality control.

Kepala PPS Nizam Zachman Bustami Mahyuddin menambahkan PPS Nizam Zachman mampu memasok ikan 500 ton/ hari, bahkan separuhnya sekitar 250 ton ditujukan untuk pangsa ekspor. “Umumnya negara yang tujuan ekspor meliputi wilayah Asia dan Uni Eropa,” sambungnya.

Sementara, untuk kapal yang mendarat di PPS Nizam Zachman per harinya ada  15 kapal, sedangkan saat ini yang  bersandar di PPS ada  sebanyak 400 kapal. Ia menyatakan optimisnya, jika Pasar Grosir ikan dibangun maka jumlah kapal yang bersandar di PPS ini akan menjadi 2 kali lipat atau sekitar 800 kapal/bulan. Pada  umumnya komoditas ikan laut yang didaratkan yakni Tuna, Tongkol, Cakalang (TTC).

Tercatat pada 2011, PPS Nizam Zachman telah menyumbang kontribusi yang nyata bagi perekonomian regional dan nasional. Capaian indikator PPS Nizam Zachman a.l. ,  produksi perikanan sebesar 187 ribu ton, volume ekspor sebesar 27 ribu ton, serta mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 39 ribu orang. Di samping itu,  perputaran uang yang beredar di PPS ini mencapai Rp 8,5 triliun/tahun.  Seperti diketahui sebelumnya, KKP terus menggencarkan, pembangunan  dan pengembangan di 816 pelabuhan perikanan di seluruh Indonesia. Pada 2013, KKP akan melanjutkan pembangunan pelabuhan perikanan di 20 lokasi dan 22 UPT pusat.

KKP menerapkan strategi industrialisasi perikanan tangkap melalui pendekatan industri yang dicirikan dengan modernisasi usaha perikanan tangkap.  Lantaran, PPS Nizam Zachman merupakan salah satu lokasi percontohan industrialisasi perikanan tangkap. Maka dari itu, pengembangan dan pembangunan PPS diharapkan membawa dampak positif terhadap masuknya investasi dari para pelaku usaha dan meningkatkan eskalasi skala usaha yang berada d pelabuhan Nizam Rachman.

Sumber : KKP NEWS

No comments:

AWAL KEBANGKITAN AGRIBISNIS di POLITEKNIK KELAUTAN dan PERIKANAN SIDOARJO

Januari 2015 merupakan bulan dan tahun KERAMAT bagi taruna-taruni AGRIBISNIS Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo. Oh yah, benarkah ...