Sebanyak 323 produk perikanan asal Indonesia mendapat sertifikasi standar nasional Indonesia (SNI). Sertifikasi tersebut merujuk pada standar codex internasional guna menjamin produk yang dipasarkan bermutu baik dan aman.
Menurut Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gellwynn Jusuf, telah terjadi perubahan paradigma tentang komoditas perikanan. "Bukan sekedar memenuhi kebutuhan pangan tapi menjadi kesadaran akan keamanan produk yang dikonsumsi dan budidaya yang dilakukan," katanya pada pembukaan Codex Committee on Fish and Fishery Product, Senin (1/10).
Karenanya, pemerintah berkomitmen untuk aktif dalam hal ini. Bahkan, kata dia, pemerintah mendukung penuh upaya melindungi kesehatan konsumen dan praktik perdagangan yang adil pada para pembeli.
Ia pun memaparkan, dengan sertifikasi tersebut, pihaknya yakin penerimaan dari produk perikanan bakal meningkat. "Ini bakal meningkatkan penerimaan kita dalam transaksi perdagangan internasional," jelasnya.
Hal senada juga diutarakan Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HT) KKP Saut Hutagalung. Dengan sertifikasi ini, ia menuturkan pemerintah optimis bisa membidik sejumlah pasar baru. Di antaranya, Afrika Selatan dan Nigeria untuk makanan kaleng. "Kedua negara ini menjadi pintu masuk di Afrika," tegasnya.
Selain itu pihaknya juga akan mencoba masuk ke pasar ikan tuna di Spanyol dan Portugal. Indonesia juga akan masuk ke pasar Eropa Timur terutama negara non Uni Eropa, seperti Rusia dan Ukraina.
Ia pun setuju hal ini akan meningkatkan penerimaan negara. Namun sayangnya pihaknya masih enggan menuturkan berapa persen kenaikan bisa terjadi.
Pada semester pertama 2012 ini, ekspor produk perikanan Indonesia tercatat sebesar 1,9 miliar dolar AS atau naik 17,92 persen dibanding periode yang sama 2011 lalu. Hingga akhir 2012 nanti, pemerintah mematok eskpor perikanan mencapai 4,2 miliar dolar AS.
Sumber : REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR
No comments:
Post a Comment