Gellwynn mengatakan, MUI memiliki peran yang strategis dalam mensosialisasikan serta memberikan informasi pada masyarakat luas tentang manfaat ikan sebagai sumber pangan peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap ikan sebagai makanan yang beragam, bergizi, menyehatkan, mencerdaskan dan aman dikonsumsi. Langkah ini ditempuh guna mencetak generasi yang cerdas dan sehat dengan mengkonsumsi ikan. Sehingga, peningkatan konsumsi ikan akan berdampak langsung pada penyediaan lapangan kerja(padat karya), sumber devisa negara serta peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya para nelayan, pembudidaya dan pengolah hasil perikanan.
Pasalnya, jika tingkat konsumsi ikan masyarakat tinggi maka akan diikuti pula dorongan produktivitas kelautan dan perikanan Indonesia. ” Penguatan kerja sama dengan MUI dapat membantu mengembangkan serta memberdayakan ekonomi umat yang banyak bergerak di sektor UKM,” sambungnya.
Pasalnya, pasar dalam negeri memainkan peran yang sangat penting, yakni sebagai penghela industrialisasi perikanan, basis ketahanan pangan dan gizi nasional serta memiliki forward & backward linkages sangat besar. Pasar dalam negeri saat ini menyerap 85 persen volume produksi perikanan nasional Sebab itu, KKP terus berupaya keras untuk meningkatkan pembangunan di sektor kelautan dan perikanan guna memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.
Hal tersebut ditempuh dengan dengan meningkatkan ketersediaan ikan yang sehat dan aman serta menumbuhkembangkan sentra-sentra pengolahan ikan di daerah, mengembangkan jaringan usaha mikro,kecil dan menengah. “ ketersediaan pasokan secara kontinu dapat mendukung peningkatan konsumsi ikan,” jelasnya.
Sementara itu, sampai saat ini, konsumsi ikan nasional memiliki kecenderungan naik setiap tahunnya. Tercatat tingkat konsumsi ikan nasional pada 2010 mencapai 30,48 kg/kapita/tahun sedangkan pada 2011 rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional sebesar 31,64 kg/kapita atau dapat dikatakan mengalami peningkatan rata-rata 3,81 persen dibandingkan konsumsi tahun 2010. Bahkan selama periode 2007-2011, rata-rata laju konsumsi ikan per kapita sebesar 5,04 persen.
Laju konsumsi ikan yang cukup naik signifikan tersebut dapat berdampak positif terhadap upaya meningkatkan produksi sektor perikanan. Sedangkan pada 2012 KKP menargetkan konsumsi ikan per kapita naik sebanyak 1,5 kg menjadi 33,14, kemudian pada 2013 sebesar 35,14 kilogram/kapita/tahun dan pada 2014 bisa mencapai sekitar 38,00 kilogram/kapita/tahun.
Pada kesempatan ini juga dilaksanakan peluncuran buku yang berjudul pengolahan dan pemasaran hasil perikanan dalam perspektif Islam. Buku yang dicetak dalam
136 halaman, mengupas tentang etika dan prosedur pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang sesuai dengan norma-norma agama
serta standar kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Gellywnn menjelaskan, buku ini disusun oleh Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP dengan Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Alam, MUI.
Ia pun menyampaikan harapannya agar keberadaan buku ini tidak sebatas dapat memperkaya khasanah pengetahuan kita, namun juga dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin mengatakan, sektor kelautan dan perikanan memiliki potensi yang begitu besar sehingga dapat menjadi prime mover (penggerak utama) kebangkitan umat islam dan bangsa. Hal ini didasari oleh fakta bahwa Indonesia merupakan negara dengan wilayah lautan lebih besar daripada daratan. “Sektor kelautan dan Perikanan memegang peranan penting dalam perekonomian nasional serta dapat menjadi sebuah wadah kekuatan bangsa Indonesia,” jelasnya.
Oleh karena itu, ia menyampaikan harapannya agar pengelolaan sumberdaya ikan dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan terus menerus dapat berlangsung. Penguatan kerja sama dengan KKP ini dapat membantu pemberdayaan ekonomi umat. Untuk itu, kedepannya kerja sama ini akan dilanjutkan ke daerah dengan pendekatan agama.
Ia pun menyatakan komitmennya, bahwa MUI akan terus berupaya mendorong peningkatan konsumsi ikan sehingga dapat berdampak atas meningkatnya roda perekonomian dan kesejahteraan umat dan bangsa.
Din Syamsuddin menjelaskan bahwa ikan merupakan sumber protein, sehingga dengan demikian apa yang baik untuk umat tentu akan kami dukung kampanye gemarikan ini untuk perbaikan bangsa. “Umat yang kuat dapat melahirkan pikiran yang kuat sehingga membuat bangsa menjadi lebih kuat,” katanya.
Pasalnya, jika tingkat konsumsi ikan masyarakat tinggi maka akan diikuti pula dorongan produktivitas kelautan dan perikanan Indonesia. ” Penguatan kerja sama dengan MUI dapat membantu mengembangkan serta memberdayakan ekonomi umat yang banyak bergerak di sektor UKM,” sambungnya.
Pasalnya, pasar dalam negeri memainkan peran yang sangat penting, yakni sebagai penghela industrialisasi perikanan, basis ketahanan pangan dan gizi nasional serta memiliki forward & backward linkages sangat besar. Pasar dalam negeri saat ini menyerap 85 persen volume produksi perikanan nasional Sebab itu, KKP terus berupaya keras untuk meningkatkan pembangunan di sektor kelautan dan perikanan guna memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.
Hal tersebut ditempuh dengan dengan meningkatkan ketersediaan ikan yang sehat dan aman serta menumbuhkembangkan sentra-sentra pengolahan ikan di daerah, mengembangkan jaringan usaha mikro,kecil dan menengah. “ ketersediaan pasokan secara kontinu dapat mendukung peningkatan konsumsi ikan,” jelasnya.
Sementara itu, sampai saat ini, konsumsi ikan nasional memiliki kecenderungan naik setiap tahunnya. Tercatat tingkat konsumsi ikan nasional pada 2010 mencapai 30,48 kg/kapita/tahun sedangkan pada 2011 rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional sebesar 31,64 kg/kapita atau dapat dikatakan mengalami peningkatan rata-rata 3,81 persen dibandingkan konsumsi tahun 2010. Bahkan selama periode 2007-2011, rata-rata laju konsumsi ikan per kapita sebesar 5,04 persen.
Laju konsumsi ikan yang cukup naik signifikan tersebut dapat berdampak positif terhadap upaya meningkatkan produksi sektor perikanan. Sedangkan pada 2012 KKP menargetkan konsumsi ikan per kapita naik sebanyak 1,5 kg menjadi 33,14, kemudian pada 2013 sebesar 35,14 kilogram/kapita/tahun dan pada 2014 bisa mencapai sekitar 38,00 kilogram/kapita/tahun.
Pada kesempatan ini juga dilaksanakan peluncuran buku yang berjudul pengolahan dan pemasaran hasil perikanan dalam perspektif Islam. Buku yang dicetak dalam
136 halaman, mengupas tentang etika dan prosedur pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang sesuai dengan norma-norma agama
serta standar kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Gellywnn menjelaskan, buku ini disusun oleh Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP dengan Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Alam, MUI.
Ia pun menyampaikan harapannya agar keberadaan buku ini tidak sebatas dapat memperkaya khasanah pengetahuan kita, namun juga dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin mengatakan, sektor kelautan dan perikanan memiliki potensi yang begitu besar sehingga dapat menjadi prime mover (penggerak utama) kebangkitan umat islam dan bangsa. Hal ini didasari oleh fakta bahwa Indonesia merupakan negara dengan wilayah lautan lebih besar daripada daratan. “Sektor kelautan dan Perikanan memegang peranan penting dalam perekonomian nasional serta dapat menjadi sebuah wadah kekuatan bangsa Indonesia,” jelasnya.
Oleh karena itu, ia menyampaikan harapannya agar pengelolaan sumberdaya ikan dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan terus menerus dapat berlangsung. Penguatan kerja sama dengan KKP ini dapat membantu pemberdayaan ekonomi umat. Untuk itu, kedepannya kerja sama ini akan dilanjutkan ke daerah dengan pendekatan agama.
Ia pun menyatakan komitmennya, bahwa MUI akan terus berupaya mendorong peningkatan konsumsi ikan sehingga dapat berdampak atas meningkatnya roda perekonomian dan kesejahteraan umat dan bangsa.
Din Syamsuddin menjelaskan bahwa ikan merupakan sumber protein, sehingga dengan demikian apa yang baik untuk umat tentu akan kami dukung kampanye gemarikan ini untuk perbaikan bangsa. “Umat yang kuat dapat melahirkan pikiran yang kuat sehingga membuat bangsa menjadi lebih kuat,” katanya.
No comments:
Post a Comment