~~~ Selamat untuk PRODI AGRIBISNIS PERIKANAN (Prodi AGP) Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo telah ter Akreditasi B oleh BAN PT, semoga di masa depan menjadi lebih BAIK ~~~ ... Aamiin ya robbal aalamiin... ~~~ <<< sukses untuk Prodi AGP >>>

Wednesday, August 8, 2012

Sinergi Basmi narkoba, KKP dan BNN Tandatangani Nota Kesepahaman


Bahaya laten narkoba menjadi ancaman bukan hanya bagi kawula muda namun bagi segenap lapisan masyarakat yang tidak mengenal batas usia. Kewaspadaan harus tumbuh pada masing-masing individu. Menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN) terdapat 3,8 juta pecandu narkoba di Indonesia. Hal ini menjadi keprihatinan bersama, termasuk dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sebagai bentuk kepedulian dan wujud sinergitas bersama, KKP dan BNN menandatangani nota kesepahaman mengenai pengembangan program pencegahan dan pasca rehabilitasi terhadap penyalahgunaan narkoba melalui sektor kelautan dan perikanan, Jumat (3/8), di ballroom kantor Pusat KKP Jakarta Pusat.

Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Soetardjo, dan Kepala BNN, Gories Mere. Sebelum penandatanganan, dilakukan terlebih dahulu sosialisasi pencegahan penyalahgunaan narkoba bagi taruna Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta dan karyawan lingkup KKP. Menurut Sharif, sinergi dengan BNN ini merupakan bentuk implementasi dari KKP atas Instruksi Presiden Nomor (Inpres) 12 tahun 2011. Melalui Inpres tersebut, Presiden menginstruksikan pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) kepada segenap pimpinan lembaga negara, termasuk KKP, agar mengambil langkah yang dianggap perlu, sesuai dengan tugas fungsinya untuk melaksanakan kebijakan P4GN.
Karenanya, tujuan nota kesepahaman ini adalah untuk mendukung program pencegahan penyalahgunaan narkoba dan program pasca rehabilitasi melalui pembekalan, pendampingan, dan pengembangan program teknis kelautan dan perikanan. Ruang lingkupnya terdiri dari sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba dan program rehabilitasi; program pencegahan peredaran gelap narkoba; program kader anti narkoba; program pasca rehabilitasi penyalahgunaan narkoba; dan pertukaran data dan informasi.
Menurut Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) KKP, Sjarief Widjaja, KKP sebagai lembaga pemerintah aktif berpartisipasi mendukung program P4GN. Peran strategisnya antara lain melalui kegiatan pendidikan dengan mencetak generasi muda bebas narkoba. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Wakil Presiden (Wapres) Boediono pada Peringatan Hari anti Narkoba Internasional, 26 Juni 2012, di Makassar, bahwa hal mendasar yang harus dilakukan dalam menghindarkan generasi muda dari ancaman narkoba adalah melalui pendidikan. Menurutnya seluruh sistem pendidikan harus ikut serta aktif menanamkan sejak dini kesadaran akan bahaya narkoba kepada anak didik. Wapres juga menganjurkan untuk mengintegrasikan penanaman kesadaran akan bahaya narkoba ke dalam kurikulum dan kegiatan-kegiatan sekolah-sekolah mulai dari tahap pendidikan yang paling dini. Para guru diharapkan untuk memberikan perhatian khusus mengenai pendidikan anti narkoba di sekolah masing-masing. Selain itu, sosialisasi mengenai bahaya narkoba kepada masyarakat umum harus terus dilakukan secara rutin.
Peran strategis KKP berikutnya melalui pelatihan di bidang kelautan dan perikanan agar memiliki mata pencaharian baru yang jauh sekali hubungannya dengan narkoba. Hal ini sebagaimana anjuran Wapres, agar memanfaatkan semaksimal mungkin pelatihan untuk mengembangkan program pascarehabilitasi untuk membekali para mantan penyalahguna dan pecandu narkoba dengan keterampilan aplikatif sehingga mereka dapat menjadi manusia yang produktif dan mandiri. Peran strategis KKP lainnya adalah penyuluhan di bidang kelautan dan perikanan, termasuk penyuluhan tentang bahaya penggunaan narkoba. Selain itu ada pula Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokwasmas) yang dibentuk untuk turut mengawasi sektor KP termasuk yang memungkinkan adanya penyelundupan narkoba. Hal ini sesuai anjuran Wapres untuk mengajak seluruh komponen masyarakat melakukan langkah-langkah kongkrit, dimulai dari lingkungan masing-masing. Menurutnya, perlu diciptakan lingkungan bebas narkoba, mulai dari lingkungan terkecil, diri sendiri, keluarga kita, RT, RW, Kampung dan seterusnya.
Tak heran sinergitas KKP dan BNN telah terjalin sebelum penandatanganan nota kesepahaman tersebut, antara lain berupa kegiatan pelatihan di bidang teknis kelautan dan perikanan bagi korban penyalahgunaan narkoba. Salah satu kegiatan pelatihan tersebut adalah pelatihan industrialisasi usaha perikanan bidang perikanan budidaya, pengolahan hasil kelautan dan perikanan, dan kerajinan kulit kerang bagi masyarakat yang dilaksanakan di Pasca Rehabilitasi Narkoba, Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu. Peserta pelatihan terdiri dari 60 orang yang dibagi menjadi dua angkatan yang dilaksanakan pada 12-17 Maret 2012 dan 29 Mei-3 Juni 2012. Fasilitator pada pelatihan ini adalah instruktur dan narasumber dari Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Tegal, Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Antika Lighting, dan BNN.
Kegiatan pelatihan lainnya adalah Pelatihan Teknis Konservasi dan Ekowisata bagi para mantan pecandu narkoba, 23 Mei–26 Mei  2012, di Pulau Houga, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, yang diikuti 30 orang peserta. Materi yang disampaikan mengenai pembekalan dasar-dasar pengelolaan konservasi perairan dan pengembangan usaha ekowisata bahari. Fasilitator pada pelatihan ini adalah instruktur dan narasumber dari BPPP Ambon, TNC-World Wide Fund(WWF) for Nature, dan Indecon Jakarta. Sharif berharap, pelatihan dan pendampingan di bidang usaha kelautan dan perikanan dapat memfasilitasi para korban penyalahgunaan narkoba sehingga dapat memiliki alternatif pilihan kegiatan yang positif. Menurutnya, sektor kelautan dan perikanan Indonesia memiliki ruang peluang usaha yang luas, tidak hanya dalam skala industri besar namun juga dalam skala usaha mikro kecil dan menengah.
Apabila upaya ini dapat dilaksanakan dengan baik, lanjut Sharif, hal tersebut tentu saja mendukung upaya KKP untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan, khususnya target produksi perikanan dan target jumlah SDM kelautan dan perikanan yang kompeten. Hal ini merupakan amanah yang besar dan berat pertanggungjawabannya, namun ia yakin apabila dilaksanakan secara bersama-sama, akan membuka pintu kemudahan dalam upaya untuk menunaikan amanah tersebut. “Oleh karena itu, dengan ini saya menyatakan dukungan kami sepenuhnya bagi para korban penyalahgunaan narkoba untuk dapat pulih, membekali diri mereka dengan ketrampilan teknis kelautan dan perikanan, sehingga mampu bangkit, tidak menyerah dan giat berusaha,” tambahnya.
Melalui kegiatan-kegiatan hasil kerja sama KKP dan BNN tersebut juga, diharapkan para mantan pecandu narkoba dapat melupakan masa lalunya dan mengalihkan perhatian ke arah yang positif. Selain itu mereka memperoleh ilmu yang bermanfaat untuk diaplikasikan sebagai mata pencaharian yang dapat meningkatkan perekonomian untuk meraih kesejahteraan. Mereka juga dapat mengajarkan ilmu yang diperoleh kepada masyarakat untuk kemajuan bersama.

No comments:

AWAL KEBANGKITAN AGRIBISNIS di POLITEKNIK KELAUTAN dan PERIKANAN SIDOARJO

Januari 2015 merupakan bulan dan tahun KERAMAT bagi taruna-taruni AGRIBISNIS Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo. Oh yah, benarkah ...