Setiap usaha tentu tidak akan
mencapai hasil maksimal jika tidak diiringi kiat-kiat jitu untuk mengatasi
berbagai kendala dan permasalahan yang dihadapi, termasuk dalam budidaya lele.
Lele adalah makhluk hidup, sehebat apa pun daya tahannya jika pembudidaya tidak
memahami persyaratan hidupnya serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan,
kegagalanlah yang akan dituai.
Bagaimana agar usaha lele berhasil dan mencapai hasil maksimal? Ada beberapa faktor kunci yang harus diperhatikan oleh petani lele, seperti keinginan dan keberanian, pengetahuan, modal, lahan, sumber air, indukan dan bibit unggul, pakan yang baik, sarana pendukung, keseriusan, konsisten, kreativitas, bertahap alias tidak serakah, hemat biaya, pasar, dan sabar.
A.
Keinginan dan Keberanian
Banyak orang ingin membuka usaha dan sukses, tetapi
tidak punya keberanian untuk memulainya. Tanpa keyakinan, tidak mungkin kita
akan berhasil. Tanpa keberanian, kita tidak akan pernah bisa memulai. Jika
tidak pernah memulai, jangan pernah berharap apa-apa. Jika Anda ingin suskes,
yakinlah sepenuh hati, bahwa Anda pasti sukses.
B.
Pengetahuan
Keyakinan dan keberanian saja tidaklah cukup jika
tidak ditunjang oleh pengetahuan. Orang tanpa ilmu ibarat orang buta. Tidak
tahu apa yang harus dilakukan, mau ke mana, dan bagaimana mulai melangkah.
Pengetahuan tentang cara membudidayakan lele wajib sifatnya bagi pemula dan
siapa pun yang menginginkan kesuksesan dalam usahanya.
Sebelum Anda memulai usaha budidaya lele, sebaiknya
pahami ilmu atau teknik budidayanya. Jika tidak, Anda akan bingung, terlebih bila informasi tersebut hanya kata
orang atau “katanya”. Cara yang baik adalah mencari buku tentang lele atau
mengikuti pelatihan budidaya lele. Jangan hanya coba-coba bila ilmu Anda tidak
cukup, karena hanya buang waktu, tenaga, dan uang.
C.
Modal
Untuk memulai usaha, sekecil apa pun pasti membutuhkan modal, termasuk budidaya lele. Tanpa modal tidak ada usaha yang bisa dijalankan. Banyak cara mencari modal, bisa meminjam ke perusahaan, koperasi, bank, atau bisa bekerjasama dengan teman yang memang mempunyai keinginan melakukan usaha yang sama.
Untuk memulai usaha, sekecil apa pun pasti membutuhkan modal, termasuk budidaya lele. Tanpa modal tidak ada usaha yang bisa dijalankan. Banyak cara mencari modal, bisa meminjam ke perusahaan, koperasi, bank, atau bisa bekerjasama dengan teman yang memang mempunyai keinginan melakukan usaha yang sama.
Untuk tahap awal, agar tidak merugi, sebaiknya lakukan
usaha dengan modal patungan bersama teman-teman hingga Anda betul-betul
memahami budidaya lele. Jika Anda sudah menguasai ilmunya dan ingin memperoleh
keuntungan lebih besar, baru lakoni usaha secara terpisahdan terus tingkatkan
dari skala kecil, sedang hingga besar.
D.
Lahan
Lahan merupakan syarat mutlak yang harus tersedia
untuk budidaya lele. Lahan tersebut bisa milik
sendiri ataupun sewa. Untuk mengurangi risiko kerugian, Anda bissa
bekerjasama dalam usaha budidaya lele. Misalnya, yang satu punya lahan dan yang
lain punya modal. Namun, lahan juga harus memenuhi beberapa persyaratan yang
harus menunjang usaha budiddya yang akan kita jalankan, seperti sumber air yang
dekat, mudah dijangkau, dan aman.
Adapun luas lahan yang dibutuhkan untuk budidaya lele
beriksar dari 6 m2 hingga maksimum 300 m2. Semakin luas lahan yang Anda miliki, tentunya
semakin besar usaha budidaya yang bisa Anda jalankan. Sebaliknya, semakin
sempit lahan, semakin kecil skala usaha yang bisa dilakoni.
E.
Sumber Air
Jika berbicara tentang budadaya lele, air merupakan
persyaratan yang harus dipenuhi. Tanpa air, lele tidak mungkin hidup. Air yang
digunakan tidak boleh sembarangan. Air tersebut harus memenuhi beberapa
persyaratan, seperti jernih, tidak berbau, tidak asin, dan tidak mengandung
berbagai zat yang bisas mematikan lele.
Bukan berarti bila di tempat Anda ketersediaan air
terjamin lantas sudah bisa langsung membudidayakan lele. Artinya, teliti dahalu
sumebr air tersebut sebelum Anda memulai usaha, apakah sesuai atau tidak dengan
persyaratan hidup lele. Jika tidak cocok jangan dipaksakan, karena bisa
menyebabkan lele tidak berkembang dengan baik atau mati karena keracunan.
F.
Induk dan Bibit Unggul
Bibit unggul akan menghasilkan keturunan yang unggul.
Jika Anda tidak selektif dalam memperoleh indukan lele, misalnya dari pasar
atau hasil pembesaran sendiri yang tidak jelas asal-usul induknya karena alasan
menghemat usaha budidaya yang Anda jalankan hasilnya pun sudah dipastikan tidak
jelas. Apalagi mengharapkan keuntungan.
Jadi, dalam usaha budidaya lele, indukan harus unggul
dan jelas asal-usulnya. Tujuannya, untuk menjamin agar usaha yang kita lakukan
akan sukses dan tidak sia-sia. Induk lele yang baik bisa dibeli di balai
perikanan atau pembudidaya yang khusus menjual indukan lele.
G.
Pakan yang Baik
Pakan merupakan sumber gizi untuk menggenjot
pertumbuhan lele. Tanpa pakan yang baik atau mengandung kadar protein tinggi,
lele tidak mungkin tumbuh maksimal. Jika lele tidak tumbuh maksimal, hasil
panen juga tidak optimal. Artinya, keuntungan yang akan diperoleh tentunya
tidak seberapa, bahkan merugi.
Pakan yang baik bukan berarti harus mahal dan harus
dibeli. Pakan tersebut bisa Anda peroleh secara cuma-cuma dari alam, seperti keong
mas dan bekicot, bangkai ayam mati di peternakan atau penampungan ayam potong,
serta sisa-sisa isi perut ikan di pasar.
H.
Sarana Pendukung
Sarana pendukung yang dimaksud di sini adalah aerator
sebagai alat pencipta gelembung udara untuk meningkatkan kadar oksigen air.
Dalam usaha budidaya lele di lahan sempit, aerator memegang peran sangat
penting, khususnya untuk meningkatkan kelangsungan hidup benih lele di bawah
umur satu bulan.
Namun, untuk benih lele berumur di atas satu bulan,
aerator tidak dibutuhkan lagi. Pada umur tersebut, lele sudah mampu hidup dan
beradaptasi dengan tingkat oksigen yang lebih rendah, kecuali dalam kondisi
cuaca yang sangat panas.
Dengan meningkatnya oksigen dalam air, kepadatan kolam
bibit pun bisa ditingkatkan, hingga mencapai 50.000 ekor per kolam. Selama ini,
angka tersebut dianggap suatu hal yang mustahil. Namun, penulis sendiri sudah
membuktikkannya. Selain itu, kadar oksigen yang tinggi membuat bibit lebih
sehat dan selera makannya lebioh tinggi.
Bibit yang sehat dan lincah umumnya mempunyai gairah
makan yang tinggi, sehingga jika dibesarkan pertumbuhannya jauh lebih cepat.
Alahasil, pembesaran jauh lebih singkat dan waktu panen pasti lebih cepat.
Penggunaan aerator merupakan suatu metode baru yang sangat sederhana dalam
pembimbitan lele. Alat ini membantu menekan tingkat kematian bibit lele,
sehingga pembudidaya bisa mengeruk untung yang maksimal.
I.
Keseriusan dan Konsistensi
Keseriusan dan konsistensi adalah hal mutlak yang
harus dimiliki seseorang yang ingin sukses. Tidak ada orang sukses yang
setengah-setengah dalam menekuni usahanya. Tengoklah kisah orang-orang sukses
di dunia, mereka adalah orang yang serius, konsisten dan yakin bisa menjadi orang
sukses. Karena itu, konsisten dan serius merupakan sifat wajib bagi seorang
pembudidaya lele sukses.
J.
Kreatif dan Inovatif
Seorang pembudaidaya yang harus kreatif dan inovatif.
Artinya, berani mencoba berbagai metode sederhana yang bisa memaksimalkan hasil
budidaya lelenya. Misalnya, meningkatkan kepadatan tebar lele dalam kolam yang
sempit dengan penambahan volume air dan menjaga kebersihan air atau menggunakan
aerator yang bisa menambah kadar oksigen air. Selain itu, bisa saja Anda
menemukan dan meracik pakan murah dengan teknologi sederhana, tetapi tetap
berkualitas tinggi dan mampu mengenjot pertumbuhan lele, sehingga panen bisa lebih
cepat.
K.
Menjalankan Usaha secara Bertahap (Tidak
Serakah)
Kadang seorang pemula karena punya modal banyak ingin
menjalankan usahanya secara instan, padahal ia belum tahu seluk-beluk kelemahan
dari usah tersebut. Usaha yang benar adalah melakukan survei dan mengamati
untung rugi dari suatu usaha, kemudian menjalankan usaha tersebut secara
bertahap dari skala kecil, menengah, dan jika sudah ketahuan untungnya lakukan
dalam skala besar.
Keserakahan adalah ciri yang melekat pada diri
manusia. Sifat ini cenderung membuat orang terjebak dalam banyak kegagalan.
Tadinya bermimpi bisa untung, alih-alih malah buntung. Demikian juga halnya
dalam usaha budidaya lele, agar Anda tidak merugi, kerjakan segala sesuatu
secara bertahap, terencana, dan penuh perhitungan.
L.
Hemat Biaya
Bukankah ada pepatah mengatakan, hemat pangkal kaya.
Artinya, jika bisa menghemat setiap biaya yang dikeluarkan, kita bisa
meminimalkan kerugian jika usaha tersebut gagal. Namun, apabila berhasil, kita
bisa memetik keuntungan yang besar. Perlu Anda catat, bahwa dalam membuat
fasilitas budidaya lele, baik kolam ataupun fasilitas pendukung lainnya, tidak
harus baru dan bagus.
Fasilitas yang baru dan bagus tidak menjamin usaha
kita berhasil. Rasanya, lele yang kita budidayakan pun tidak peduli dengan
fasilitas yang kita sediakan, entah itu baru atau bekas. Hal yang ada dalam
pikiran lele adalah “ makan dan makan lagi” serta air harus bersih.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghemat biaya
usaha budidaya lele. Misalnya, memanfaatkan bahan sisa untuk membuat kerangka
kolam, menggunakan jeriken bekas untuk menampung bibit, memanfaatkan kelambu
bekas untuk membuat serokan, mencari sendiri pakan tambahan, seperti bekicot,
keong mas, atau ayam mati, dan masih banyak cara lainnya yang bisa dilakukan
untuk menekan berbagai biaya.
M. Pasar
Faktor yang tidak kalah pentingnya dan merupakan
tujuan akhir dari setiap usaha adalah bagaimana agar hasil usaha bisa dijual ke
pasar sehingga permintaan tidak terputus, bahkan bisa melampaui persediaan.
Sebaliknya, calon pembudidaya lele melakukan survei
pasar terlebih dahulu sebelum menjalankan usahanya. Jangan sampai Anda hanya
terpengaruh oleh suatu keadaan yang yang sedang booming, kemudian ikut-ikutan dan akhirnya kecewa karena hasil
budidaya Anda tidak bisa dipasarkan.
Dalam hal ini, pembudidaya dituntut untuk selalu
mencari informasi pasar, baik harga maupun tingkat permintaan lele. Cara ini
akan memicu keinginan Anda untuk lebih giat lagi meningkatkan hasil budidaya
lele. Banyak cara untuk mendapatkan informasi pasar, misalnya melalui majalah
agrobisnis, internet, atau saling bertukar pikiran di antara sesama pembudidaya
lele.
N.
Sabar
Dalam menjalankan usaha, termasuk budidaya lele, kita
sering dihadapkan pada berbagai persoalan, baik yang menyangkut masalah
pemeliharaan, pemanenan, penyakit hingga gagal panen. Persoalan tersebut
biasanya membuat kita tertekan dan akhirnya putus asa. Ujung-ujungnya, kita
tidak mau lagi melanjutkan usaha yang telah kita rintis dengan susah payah.
Hal ini tidak boleh terjadi. Karena itu, apa pun
bentuk usaha yang akan kita jalankan perlu tingkat kesabaran yang sangat
tinggi. Jika tidak, sebaiknya pertimbangkan dengan matang sebelum terjun
langsung pada suatu usaha, termasuk usaha budidaya lele.
Semua uraian di atas, antara satu dengan yang lainnya
saling menunjang. Orang bijak bilang, orang akan menjadi seperti apa yang ia
pikirkan. Jika Anda berpikir sukses, kesuksesanlah yang akan Anda peroleh.
Sebaliknya, jika Anda berpikir gagal, sudah pasti kegagalan menunggu Anda. Selamat
sukses!
No comments:
Post a Comment