Mengapakah kita Gagal Mencapai PUNCAK Prestasi???

Dalam kehidupan, sukses merupakan keinginan dari setiap individu. Sukses tidak hanya melalui optimalisasi keunggulan sumber daya yang dimiliki, akan tetapi juga salah satu wujud menuju aktualisasi diri dan pengakuan. Dengan demikian, satu sukses akan memotivasi individu untuk mewujudkan suskes lainnya seirama perubahan kebutuhan yang direncanakan. Kegagalan adalah sukses yang tertunda.

Anti Perubahan, BERSAHABAT DENGAN MASA LALU

Ada apa dengan masa lalu???

Masa lalu merupakan akumulasi pengalaman yang sangat bermanfaat untuk membangun kepribadian dan menatap masa depan lebih baik. Namun demikian, adakalanya orang terlalu terpaku pada masa lalu secara berlebihan. Orang dalam kelompok ini seringkali tidak mampu menerima kenyataan bahwa dunia tempat kita berpijak telah mengalami perubahan.
Kita sering lupa bahwa tidak selamanya format lama tidak lagi dapat dijadikan acuan untuk menghadapi kehidupan baru yang ditandai suasana hyper-competitive. Arena bermain pun telah berubah, sehingga apabila seseorang hanya terpaku pada masa lalu, niscaya tidak akan berhasil menghadapi pergolakan baru.Mereka juga bakal tertinggal di bawah di saat teman-teman yang telah berorientasi ke masa depan berhasil memanjat samapi ke puncak.

Haruskah terpaku pada masa lalu???

Sebagian dari kita masih sangat terpaku pada keberhasilan di masa lalu yangn gemilang. Tidak mengherankan kalau strategi yang terbukti sahih untuk mencapai keberhasilan di masa lalu diterapkan begitu saja tanpa modifikasi tertentu. Hasilnya, gagal total dan bahkan membuat semuanya berantakan.
Untuk bisa berhasil dengan baik, idealnya kita tidak terlalu terperangkap masa lalu. Keterpakuan pada masa lalu akan membuat kita lengah untuk menyiapkan diri menghadapi masa depan yang sarat tantangan dan pergolakan. Artinya, untuk mencapai puncak. Kita hanya dapat menggunakan masa lalu sebagai cermin agar kesalahan yang terjadi dan membuat pencapaian sasaran tidak optimal tidak perlu terjadi lagi.

Perlukah meningkatkan kemampuan ???

Keinginan untuk terus meningkatkan kompetensi dan reputasi pribadi tidak dapat hanya mengandalkan pamor masa lalu. Sebaliknya, kemampuan untuk terus belajar dan menyiasati keadaan secara kontinyu akan memungkinkan kita mencapai tujuan hidup lebih baik. Komunikasi dengan masa lalu memang tidak perlu diputus, tetapi hendaknya dipilah-pilah mana instrumen sukses di masa lalu yang masih relevan dengan kondisi saat ini dan mana pula yang harus ditinggalkan karena memang sudah out of date atau kadaluwarsa. Keberhasilan kita dalam mengklasifikasikan instrumen sukses yang berasal dari masa lalu sangat menentukan derajat optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dialokasikan untuk mencapai sukses baru.

Apa perlunya memanfaatkan media dan studi kasus yang up to date???

Tanpa keberanian memilah-milah kiat sukes tersebut, jangan pernah berharap masa lalu dapat memberikan nuansa baru. Sangat mungkin yang terjadi justru menjadi perangkap yang membuat kita tidak pernah maju. Dalam jaman sibermetika seperti sekarang, seseorang mesti pandai-pandai memanfaatkan media dan studi kasus yang diangkat dari dunia nyata untuk memperkaya materi, sehingga up to date dan berorientasi ke masa depan. Bukankah masa depan itu sendiri milik generasi muda sekarang? Seseorang yang hanya pandai bercermin pada masa lalu, sama artinya dengan mentransfer masa lalu. Implikasinya, dia tidak akan menjadi seorang yang berhasil gemilang, karena dia telah tertinggal dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin meinggalkan dirinya.