~~~ Selamat untuk PRODI AGRIBISNIS PERIKANAN (Prodi AGP) Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo telah ter Akreditasi B oleh BAN PT, semoga di masa depan menjadi lebih BAIK ~~~ ... Aamiin ya robbal aalamiin... ~~~ <<< sukses untuk Prodi AGP >>>

Monday, January 4, 2010

YAKINLAH, kesuksesan milik ANDA

Setiap usaha tentu tidak akan mencapai hasil maksimal jika tidak diiringi kiat-kiat jitu untuk mengatasi berbagai kendala dan permasalahan yang dihadapi, termasuk dalam budidaya lele. Lele adalah makhluk hidup, sehebat apa pun daya tahannya jika pembudidaya tidak memahami persyaratan hidupnya serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan, kegagalanlah yang akan dituai.

Bagaimana agar usaha lele berhasil dan mencapai hasil maksimal? Ada beberapa faktor kunci yang harus diperhatikan oleh petani lele, seperti keinginan dan keberanian, pengetahuan, modal, lahan, sumber air, indukan dan bibit unggul, pakan yang baik, sarana pendukung, keseriusan, konsisten, kreativitas, bertahap alias tidak serakah, hemat biaya, pasar, dan sabar.
A.     Keinginan dan Keberanian
Banyak orang ingin membuka usaha dan sukses, tetapi tidak punya keberanian untuk memulainya. Tanpa keyakinan, tidak mungkin kita akan berhasil. Tanpa keberanian, kita tidak akan pernah bisa memulai. Jika tidak pernah memulai, jangan pernah berharap apa-apa. Jika Anda ingin suskes, yakinlah sepenuh hati, bahwa Anda pasti sukses.

B.     Pengetahuan
Keyakinan dan keberanian saja tidaklah cukup jika tidak ditunjang oleh pengetahuan. Orang tanpa ilmu ibarat orang buta. Tidak tahu apa yang harus dilakukan, mau ke mana, dan bagaimana mulai melangkah. Pengetahuan tentang cara membudidayakan lele wajib sifatnya bagi pemula dan siapa pun yang menginginkan kesuksesan dalam usahanya.
Sebelum Anda memulai usaha budidaya lele, sebaiknya pahami ilmu atau teknik budidayanya. Jika tidak, Anda akan bingung,  terlebih bila informasi tersebut hanya kata orang atau “katanya”. Cara yang baik adalah mencari buku tentang lele atau mengikuti pelatihan budidaya lele. Jangan hanya coba-coba bila ilmu Anda tidak cukup, karena hanya buang waktu, tenaga, dan uang.

C.      Modal
      Untuk memulai usaha, sekecil apa pun pasti membutuhkan modal, termasuk budidaya lele. Tanpa modal tidak ada usaha yang bisa dijalankan. Banyak cara mencari modal, bisa meminjam ke perusahaan, koperasi, bank, atau bisa bekerjasama dengan teman yang memang mempunyai keinginan melakukan usaha yang sama.
Untuk tahap awal, agar tidak merugi, sebaiknya lakukan usaha dengan modal patungan bersama teman-teman hingga Anda betul-betul memahami budidaya lele. Jika Anda sudah menguasai ilmunya dan ingin memperoleh keuntungan lebih besar, baru lakoni usaha secara terpisahdan terus tingkatkan dari skala kecil, sedang hingga besar.

D.     Lahan
Lahan merupakan syarat mutlak yang harus tersedia untuk budidaya lele. Lahan tersebut bisa milik  sendiri ataupun sewa. Untuk mengurangi risiko kerugian, Anda bissa bekerjasama dalam usaha budidaya lele. Misalnya, yang satu punya lahan dan yang lain punya modal. Namun, lahan juga harus memenuhi beberapa persyaratan yang harus menunjang usaha budiddya yang akan kita jalankan, seperti sumber air yang dekat, mudah dijangkau, dan aman.
Adapun luas lahan yang dibutuhkan untuk budidaya lele beriksar dari 6 m2 hingga maksimum 300 m2.  Semakin luas lahan yang Anda miliki, tentunya semakin besar usaha budidaya yang bisa Anda jalankan. Sebaliknya, semakin sempit lahan, semakin kecil skala usaha yang bisa dilakoni.
                                                                                                                                                                                                       
E.      Sumber Air
Jika berbicara tentang budadaya lele, air merupakan persyaratan yang harus dipenuhi. Tanpa air, lele tidak mungkin hidup. Air yang digunakan tidak boleh sembarangan. Air tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan, seperti jernih, tidak berbau, tidak asin, dan tidak mengandung berbagai zat yang bisas mematikan lele.
Bukan berarti bila di tempat Anda ketersediaan air terjamin lantas sudah bisa langsung membudidayakan lele. Artinya, teliti dahalu sumebr air tersebut sebelum Anda memulai usaha, apakah sesuai atau tidak dengan persyaratan hidup lele. Jika tidak cocok jangan dipaksakan, karena bisa menyebabkan lele tidak berkembang dengan baik atau mati karena keracunan.

F.      Induk dan Bibit Unggul
Bibit unggul akan menghasilkan keturunan yang unggul. Jika Anda tidak selektif dalam memperoleh indukan lele, misalnya dari pasar atau hasil pembesaran sendiri yang tidak jelas asal-usul induknya karena alasan menghemat usaha budidaya yang Anda jalankan hasilnya pun sudah dipastikan tidak jelas. Apalagi mengharapkan keuntungan.
Jadi, dalam usaha budidaya lele, indukan harus unggul dan jelas asal-usulnya. Tujuannya, untuk menjamin agar usaha yang kita lakukan akan sukses dan tidak sia-sia. Induk lele yang baik bisa dibeli di balai perikanan atau pembudidaya yang khusus menjual indukan lele.

G.     Pakan yang Baik
Pakan merupakan sumber gizi untuk menggenjot pertumbuhan lele. Tanpa pakan yang baik atau mengandung kadar protein tinggi, lele tidak mungkin tumbuh maksimal. Jika lele tidak tumbuh maksimal, hasil panen juga tidak optimal. Artinya, keuntungan yang akan diperoleh tentunya tidak seberapa, bahkan merugi.
Pakan yang baik bukan berarti harus mahal dan harus dibeli. Pakan tersebut bisa Anda peroleh secara cuma-cuma dari alam, seperti keong mas dan bekicot, bangkai ayam mati di peternakan atau penampungan ayam potong, serta sisa-sisa isi perut ikan di pasar.

H.     Sarana Pendukung
Sarana pendukung yang dimaksud di sini adalah aerator sebagai alat pencipta gelembung udara untuk meningkatkan kadar oksigen air. Dalam usaha budidaya lele di lahan sempit, aerator memegang peran sangat penting, khususnya untuk meningkatkan kelangsungan hidup benih lele di bawah umur satu bulan.
Namun, untuk benih lele berumur di atas satu bulan, aerator tidak dibutuhkan lagi. Pada umur tersebut, lele sudah mampu hidup dan beradaptasi dengan tingkat oksigen yang lebih rendah, kecuali dalam kondisi cuaca yang sangat panas.
Dengan meningkatnya oksigen dalam air, kepadatan kolam bibit pun bisa ditingkatkan, hingga mencapai 50.000 ekor per kolam. Selama ini, angka tersebut dianggap suatu hal yang mustahil. Namun, penulis sendiri sudah membuktikkannya. Selain itu, kadar oksigen yang tinggi membuat bibit lebih sehat dan selera makannya lebioh tinggi.
Bibit yang sehat dan lincah umumnya mempunyai gairah makan yang tinggi, sehingga jika dibesarkan pertumbuhannya jauh lebih cepat. Alahasil, pembesaran jauh lebih singkat dan waktu panen pasti lebih cepat. Penggunaan aerator merupakan suatu metode baru yang sangat sederhana dalam pembimbitan lele. Alat ini membantu menekan tingkat kematian bibit lele, sehingga pembudidaya bisa mengeruk untung yang maksimal.

I.        Keseriusan dan Konsistensi
Keseriusan dan konsistensi adalah hal mutlak yang harus dimiliki seseorang yang ingin sukses. Tidak ada orang sukses yang setengah-setengah dalam menekuni usahanya. Tengoklah kisah orang-orang sukses di dunia, mereka adalah orang yang serius, konsisten dan yakin bisa menjadi orang sukses. Karena itu, konsisten dan serius merupakan sifat wajib bagi seorang pembudidaya lele sukses.

J.        Kreatif dan Inovatif
Seorang pembudaidaya yang harus kreatif dan inovatif. Artinya, berani mencoba berbagai metode sederhana yang bisa memaksimalkan hasil budidaya lelenya. Misalnya, meningkatkan kepadatan tebar lele dalam kolam yang sempit dengan penambahan volume air dan menjaga kebersihan air atau menggunakan aerator yang bisa menambah kadar oksigen air. Selain itu, bisa saja Anda menemukan dan meracik pakan murah dengan teknologi sederhana, tetapi tetap berkualitas tinggi dan mampu mengenjot pertumbuhan lele, sehingga panen bisa lebih cepat.

K.      Menjalankan Usaha secara Bertahap (Tidak Serakah)
Kadang seorang pemula karena punya modal banyak ingin menjalankan usahanya secara instan, padahal ia belum tahu seluk-beluk kelemahan dari usah tersebut. Usaha yang benar adalah melakukan survei dan mengamati untung rugi dari suatu usaha, kemudian menjalankan usaha tersebut secara bertahap dari skala kecil, menengah, dan jika sudah ketahuan untungnya lakukan dalam skala besar.
Keserakahan adalah ciri yang melekat pada diri manusia. Sifat ini cenderung membuat orang terjebak dalam banyak kegagalan. Tadinya bermimpi bisa untung, alih-alih malah buntung. Demikian juga halnya dalam usaha budidaya lele, agar Anda tidak merugi, kerjakan segala sesuatu secara bertahap, terencana, dan penuh perhitungan.

L.       Hemat Biaya
Bukankah ada pepatah mengatakan, hemat pangkal kaya. Artinya, jika bisa menghemat setiap biaya yang dikeluarkan, kita bisa meminimalkan kerugian jika usaha tersebut gagal. Namun, apabila berhasil, kita bisa memetik keuntungan yang besar. Perlu Anda catat, bahwa dalam membuat fasilitas budidaya lele, baik kolam ataupun fasilitas pendukung lainnya, tidak harus baru dan bagus.
Fasilitas yang baru dan bagus tidak menjamin usaha kita berhasil. Rasanya, lele yang kita budidayakan pun tidak peduli dengan fasilitas yang kita sediakan, entah itu baru atau bekas. Hal yang ada dalam pikiran lele adalah “ makan dan makan lagi” serta air harus bersih.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghemat biaya usaha budidaya lele. Misalnya, memanfaatkan bahan sisa untuk membuat kerangka kolam, menggunakan jeriken bekas untuk menampung bibit, memanfaatkan kelambu bekas untuk membuat serokan, mencari sendiri pakan tambahan, seperti bekicot, keong mas, atau ayam mati, dan masih banyak cara lainnya yang bisa dilakukan untuk menekan berbagai biaya.

M.  Pasar
Faktor yang tidak kalah pentingnya dan merupakan tujuan akhir dari setiap usaha adalah bagaimana agar hasil usaha bisa dijual ke pasar sehingga permintaan tidak terputus, bahkan bisa melampaui persediaan.
Sebaliknya, calon pembudidaya lele melakukan survei pasar terlebih dahulu sebelum menjalankan usahanya. Jangan sampai Anda hanya terpengaruh oleh suatu keadaan yang yang sedang booming, kemudian ikut-ikutan dan akhirnya kecewa karena hasil budidaya Anda tidak bisa dipasarkan.
Dalam hal ini, pembudidaya dituntut untuk selalu mencari informasi pasar, baik harga maupun tingkat permintaan lele. Cara ini akan memicu keinginan Anda untuk lebih giat lagi meningkatkan hasil budidaya lele. Banyak cara untuk mendapatkan informasi pasar, misalnya melalui majalah agrobisnis, internet, atau saling bertukar pikiran di antara sesama pembudidaya lele.

N.    Sabar
Dalam menjalankan usaha, termasuk budidaya lele, kita sering dihadapkan pada berbagai persoalan, baik yang menyangkut masalah pemeliharaan, pemanenan, penyakit hingga gagal panen. Persoalan tersebut biasanya membuat kita tertekan dan akhirnya putus asa. Ujung-ujungnya, kita tidak mau lagi melanjutkan usaha yang telah kita rintis dengan susah payah.
Hal ini tidak boleh terjadi. Karena itu, apa pun bentuk usaha yang akan kita jalankan perlu tingkat kesabaran yang sangat tinggi. Jika tidak, sebaiknya pertimbangkan dengan matang sebelum terjun langsung pada suatu usaha, termasuk usaha budidaya lele.
Semua uraian di atas, antara satu dengan yang lainnya saling menunjang. Orang bijak bilang, orang akan menjadi seperti apa yang ia pikirkan. Jika Anda berpikir sukses, kesuksesanlah yang akan Anda peroleh. Sebaliknya, jika Anda berpikir gagal, sudah pasti kegagalan menunggu Anda. Selamat sukses!


No comments:

AWAL KEBANGKITAN AGRIBISNIS di POLITEKNIK KELAUTAN dan PERIKANAN SIDOARJO

Januari 2015 merupakan bulan dan tahun KERAMAT bagi taruna-taruni AGRIBISNIS Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo. Oh yah, benarkah ...